FHI: PON 2024 Ajang Seleksi Atlet Hoki Menuju Pentas Internasional



Deli Serdang -  Cabang olahraga hoki di Indonesia, khususnya hoki outdoor, terus menunjukkan perkembangan pesat. Saat ini semakin banyak masyarakat yang menggandrunginya.


Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat (PP) Federasi Hockey Indonesia (FHI), Yasser Arafat Suaidy, mengungkapkan bahwa PON kali ini menjadi momentum penting bagi para atlet untuk tampil di tingkat nasional dan membuka peluang bagi mereka untuk berlaga di kancah internasional. 


Sebanyak tujuh provinsi telah mengkonfirmasi keikutsertaannya di PON XXI Aceh-Sumut 2024 untuk cabang hoki outdoor. 


"Ada enam provinsi yang mengirim tim putra, dan enam provinsi yang mengirim tim putri. Beberapa provinsi, seperti Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Papua, Jawa Barat, dan Jawa Timur, mengirimkan tim putra-putri. DKI Jakarta hanya mengirim tim putra, sementara Kalimantan Barat hanya mengirim tim putri," jelas Yasser usai menyaksikan laga perdana tim Cabor Hoki Lapangan Putri Kalimantan Timur vs Jawa Timur di Lapangan Serbaguna Universitas Negeri Medan (Unimed), Minggu (8/9/2024). 


Lanjut Yasser, PON tidak hanya menjadi ajang multievent tertinggi di tingkat nasional, tetapi juga menjadi ajang seleksi penting bagi atlet yang ingin berlaga di kejuaraan internasional. 


"PON adalah multi-event tertinggi di Indonesia, dan semua atlet di provinsi mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh untuk bisa terpilih bermain di PON. Ajang ini juga menjadi seleksi untuk mengikuti event internasional seperti SEA Games, Asian Games, hingga Piala Asia," ujar Yasser. 


"Jika kita berhasil di Piala Asia, kita punya kesempatan untuk masuk ke Piala Dunia. Jadi, PON ini benar-benar menjadi ajang yang ditunggu-tunggu oleh para pengurus provinsi dan atlet daerah," sambung Yasser. 


Di tingkat daerah, pembinaan atlet hoki terus dilakukan melalui berbagai kejuaraan, seperti Pejurnas dan Porda. "Setiap tahun, kami melaksanakan Pejurnas untuk tingkat junior dan senior. Saat ini, 23 provinsi aktif melakukan pembinaan, dengan berbagai kejuaraan daerah seperti Porda," kata Yasser. 


Namun, tantangan utama dalam pembinaan hoki adalah dana dan dukungan. "Pembinaan olahraga ini membutuhkan dukungan besar, terutama anggaran. Tapi kami melihat banyak pihak, seperti Pak Ibrahim, yang luar biasa dalam membina atlet dari tingkat dasar hingga universitas, bahkan sampai bisa mewakili provinsi di PON," ungkapnya. 


Secara global, hoki merupakan salah satu olahraga terpopuler, meskipun di Indonesia belum sepopuler sepak bola atau basket. "Hoki adalah olahraga permainan terpopuler ketiga di dunia setelah sepak bola dan kriket. Namun, di Indonesia, kami baru mulai memasyarakatkannya dalam lima tahun terakhir," jelas Yasser. 


Untuk memperkuat pembinaan, Federasi Hockey Indonesia aktif menggelar kompetisi di sekolah dasar, menengah, hingga universitas. Selain itu, tim hoki Indonesia juga aktif mengikuti single event di tingkat internasional. "Setiap tahun, kami mengikuti sekitar tujuh single event yang diadakan oleh Asia Hockey Federation," tambah Yasser. 


Peningkatan prestasi hoki Indonesia terlihat dari capaian di SEA Games 2023, di mana tim hoki Indonesia meraih medali emas pertama setelah lebih dari 30 tahun. 


"Ini sejarah bagi hoki Indonesia. Kami berhasil mengalahkan Malaysia, tim yang selama ini mendominasi hoki di Asia Tenggara. Kini, tim putri indoor kita berada di peringkat 18-19 dunia, dan tim putra di peringkat 20 dunia. Untuk hoki outdoor, tim putra kita saat ini berada di peringkat 45 dunia," jelas Yasser. 


Dengan dukungan yang terus mengalir dari berbagai provinsi, Yasser optimis bahwa hoki Indonesia akan terus berkembang dan menorehkan prestasi di level nasional dan internasional. (PB PON XXI SUMUT/Ismail)



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال